Kisah Soeharto

Tahun 1997 - 1998 adalah masa-masa kelam bagi masyarakat Indonesia, masa - masa dimana terjadi kegelapan di bidang ekonomi Indonesia setelah gemerlapnya Indonesia di mata dunia dalam kejayaan Orde Baru. Peristiwa ini bisa diumpamakan dan dimisalkan bagai supermarket besar yang gemerlapan dan terang benderang tiba-tiba padam dan mati listrik sehingga membuat pelanggannya kecewa, membuat rakyat kecewa.

Awal Mula

Peristiwa ini bermula dari visi dan misi mantan presiden kita, Almarhum Soeharto untuk membangun dan menjayakan Indonesia di berbagai sektor. Beliau tahu bahwa tujuan itu membutuhkan banyak dana, dan sebagai orang yang bijaksana, beliau percaya bahwa waktu lebih berharga daripada uang. Sehingga hal itu membuat beliau memutuskan untuk meminjam kredit jangka panjang guna pembangunan Indonesia tercinta ini.

Orde Baru

Di dalam masa jabatannya, Soeharto banyak berjasa pada Indonesia, pembangunannya pun merata dan Indonesia sempat mendapat pujian di mata dunia sebagai negara swasembada pangan mengingat umur Indonesia pada saat itu yang masih seusia jagung. Indonesia pun hingga sanggup memberi bantuan pada sesama kita yang kelaparan di Ethiopia. Benar-benar pesat pertumbuhan Indonesia di masa Orde Baru itu. Soeharto pun mendapat kepercayaan untuk menjabat selama 32 tahun sebagai penguasa Orde Baru.

Lengah

Namun, siapapun pasti pernah kehilangan ambisi dan misi di dalam karirnya apabila kita selalu beraktivitas statis, kadang kita perlu santai dan refreshing untuk mendapat ide baru. Sama seperti Almarhum Soeharto, beliau juga manusia biasa, beliau pasti merasa lelah setelah berpuluh-puluh tahun menjalankan tugas membangun negeri kita.

Di masa lengah inilah, justru hutang Indonesia jatuh tempo secara bersamaan. Tentunya hal ini membuat devisa negara kita berkurang drastis dan mempengaruhi keseimbangan ekonomi kita. Karena Soeharto meminjam hutang dengan nilai dolar, maka dampaknya nilai tukar dolar membumbung di atas nilai tukar rupiah. yang tadinya 1000 rupiah/dollar menjadi 2500 rupiah/dollar, mungkin memang nilai rupiah masih lebih tinggi dibanding sekarang, namun perbedaan 250% itu tentu menjadikan ekonomi kita amburadul.

Pihak Ketiga

Nampaknya ada orang ketiga di dalam kasus ini, miliader John Sorros tahu persis keadaan ekonomi kita, sehingga ia membeli semua dollar. Akibatnya, nilai tukar dollar menaik lagi.

Kesalahan Pers

Nampaknya ada pula kesalahan di bidang media massa saat itu, di surat kabar tertulis "Nilai Dollar Naik lagi, Sehingga Tidak Mustahil Bila Nilai Dollar Mencapai 5000 Rupiah" . Mungkin maksud redaktor adalah ingin mengabarkan bahwa ekonomi kita dalam bahaya, namun dengan kata 0 kata itu, warga menanggapnya secara Persuatif, sebuah ajakan untuk membeli dollar dan menjualnya kembali saat Nilai dollar tinggi. Akibatnya inflasi sangat tinggi, dan nilai dolar mencapai 12000 rupiah/dollar.

Kesalahpahaman Perbankan

Tersebar isu bahwa perusahaan akan gulung tikar, hal ini membuat para nasabah mengambil semua tabungannya di Bank. Padahal dengan penarikan tabungan, tentu malah akan mempercepat kebangkrutan perusahaan karena Bank adalah tempat paling terpercaya guna memberi modal awal kepada pengusaha. Untuk mencegah hal ini terjadi, bank berani menaikkan bunga mencapai 50% kepada para nasabah. Namun dengan bunga setinggi itu, pasti nilai bunga kredit lebih tinggi lagi sehingga hal ini mempersulit posisi pengusaha yang membutuhkan modal dan pinjaman. Akibatnya banyak perusahaan bergelimpangan gulung tikar.

Klimaks

Ekonomi saat itu sungguh dalam keadaan kolapse dan devisa negara semakin sedikit. Tujuan Pembangunan Soeharto pun belum sempat komplit, beliau sudah diturunkan secara kasar. Akibatnya pajak dan angsuran dari pinjaman itu diturunkan ke anak cucu (generasi kita) . Namun, yang ingin saya tekankan di sini, jangan anggap semua ini adalah murni kesalahan Soeharto, ini adalah kesalahan kita bersama dan sudah menjadi tugas kita membenahinya sehingga tanggung jawab ini cukup hanya sampai generasi kita sekarang saja.

2 comments:

Sam said...

Anda spertinya mau mengklarifikasi ORDE BARU ?
kesalahan saat ini jelas jelas kesalahan ORDE BARU karena kekayaan alam yang ada kemana dan dimanfaatkan oleh siapa? coba anda pikir kita punya Air sehat yang memenuhi standard berlebih siapa yg mengelolah ? terus kita punya kayu bermilyar kubik kemana ? dan siapa yang kelola ? hasilnya mana ? terus kita punya lautan memiliki hasil yang sangat mencukupi kemana hasilnya dan siapa yan mengelola ? kita punya minyak dan gas bumi kemana pula ? kita punya emas di FREEPORT gimana kok hasilnya masuk kenegara hanya 1 persen saja ? lainnya kemana ? dan itu semua siapa yang menyetujui ? apakah datang orang asing terus mengelola sesuka hati ? dan para konglomerat yang sudah melarikan modal kita siapa yang menjadikannya konglomerat ? trus jadi begitu saja tanpa ada dukungan ? yah itu tanggung jawab Pemimpin kawan. Mengapa Tuhan memberi kelebihan pada para Pemimpin ? itulah konsekwensinya ! TANGGUNG JAWAB !

Admin said...

yah memang bnar tu smua ksalahan dlm pmimpinan Soeharto.

Tp mari kita menilai dng cr bgini: Soeharto sudah memimpin 32tahun. Tentu saja beban amanat yg dtanggungnya jg berat yg hampir menyamai "keretakan orde baru"

dan yg sy maksud adalah brhenti myalahkan krn yg brsangukt sudah tiada.

Post a Comment