Budaya Baca Komik

Komik digemari oleh berbagai macam kalangan masyarakat. Melalui komik, masyarakat dapat mengenal budaya atau malah menciptakan budaya. Topik inilah yang diangkat menjadi tema pameran komik mahasiswa se-Bandung yang bertempat di CC Barat ITB pada tanggal 12-19 Desember 2008. Acara ini merupakan bagian dari program kerja KM ITB kementerian Seni dan Budaya bidang Kajian Propaganda. Memasyarakatkan komik menjadi tujuan utama dalam pameran komik ini.

Diadakan pula talkshow mengenai komik dan budaya pada hari Jumat (12/12/08) pukul 16.00 WIB dengan pembicara Haji Pidi Baiq (Komikus Senior), Alvanov Zpalanzani (dosen Desain Komunikasi Visual ITB) dan Azizah Noor (Komikus Mahasiswa). Satu pembicara lainnya, Yasraf Amir Piliang (dosen Desain Produk ITB) berhalangan hadir. Topik yang dibahas dalam talkshow kali ini adalah 'apa pengaruh komik pada budaya? Lalu, bagaimana komik berkorelasi dan merepresentasikan budaya indonesia?'

Alvanov menanggapinya dengan memberi contoh melalui tampilan sinetron masa kini. Seringkali, seragam murid SMA digambarkan dengan model seragam yang jauh lebih modis daripada seragam putih abu-abu yang sebenarnya, seperti yang digambarkan pada komik-komik Jepang pada umumnya. Hal tersebut membuat kita yang tadinya merasa tidak familiar dengan motif seragam modis tersebut, lama kelamaan menjadi terbiasa. Melalui perumpamaan tersebut, Alvanov ingin menyampaikan bahwa komik itu menjajah alam sadar kita tanpa kita sadari, sehingga budaya-budaya asing mudah mempengaruhi komik hasil karya anak bangsa yang seharusnya dapat lebih orisinal.

Pidi Baiq berpendapat lain dengan tidak memusingkan hal tersebut. Kendala komikus-komikus anak bangsa yang belum bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dikarenakan ketidakpercayaan diri untuk mengekspresikan sesuatu yg berbeda di dalam karyanya, malah mengikuti budaya yang sudah ada. Penyebabnya adalah rasa takut dikritik setelah mempublikasikan karya. Padahal untuk membentuk suatu budaya baru, rasa kepercayaan diri adalah yang terpenting.

Azizah Noor menambahkan bahwa komik memang memberi pengaruh pada budaya dan budaya pun bisa terintegrasi dalam komik, dan menceritakan pengalaman pribadinya saat membuat komik. Namun, menurut Ahmad Zuhdi Allam (AR 06) sebagai Deputi Kajian Propaganda kementrian Seni dan Budaya, gol yang diharapkan dalam talkshow kali ini belum kesampaian karena keterbatasan waktu. Diharapkan acara tersebut dapat kembali diadakan tahun depan.

Dalam KOMIKULTUR ini turut serta berpartisipasi dalam pameran dan bursa komik Komunitas Cergam Bandung (KCB) MANYALA, BANGOR, dan komunitas komik Bandung lainnya.

0 comments:

Post a Comment